Sabtu, 13 Oktober 2007

Lumpur "Membinasakan" Mereka

Lumpur Panas Lapindo yang meluber di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, sudah terjadi selama 1 tahun 200 hari. Belum ada tanda-tanda yang menunjukkan lumpur akan berhenti. Tiga desa dan 1 perumahan telah tenggelam karena arus semburan tak kunjung berhenti.

Dampak semburan juga sudah sangat meluas. Saya mengunjungi tempat ini tiga kali. Pertama, sekitar seminggu pasca melubernya lumpur pertama kali. Kedua, sekitar akhir 2006. Dan yang terakhir 10 Oktober 2007 jelang Idul Fitri 1428 H.

Dalam kurun waktu yang bisa dibilang tidak lama, dampak semburan sangat terasa. Contoh, saat berkunjung tahun 2006 saya masib bisa melihat sebuah pabrik berdiri megah. Namun, 10 Oktober lalu, pabrik itu telah hilang.

Siring sebagai desa terdekat dengan pusat semburan, saat ini sudah tidak berbentuk. Bahkan saya menyebutnya sebagai desa mati. Memang para warganya sudah mengungsi ke pasar baru Porong. Beberapa juga sudah menetap di tempat tinggal baru. Namun saat saya merayap ditengah-tengah desa itu, saat kaki saya menginjak lumpur yang sudah "agak" mengering, hawa magis menyelimuti perasaan saya.

Seperti ada sebuah kesedihan dan kegalauan yang dalam. Saya sungguh merasakan betapa sakit hatinya mereka yang kehilangan rumah akibat keserakahan segelintir orang. Betapa marah mereka, karena sampai saat ini proses ganti-rugi juga berbelit dan menyusahkan mereka sebagai korban. Benar-benar sudah jatuh, masih tertimpa tangga.

Untuk merasakan, bagaimana suasana berjalan di Siring yang saya sebut sebagai desa mati, silahkan berkunjung ke Personal gallery saya di: www.bumiarjo.deviantart.com/

Tidak ada komentar: