Rabu, 07 November 2007

Ocehan si-Bejo: "Indahnya Pertengkaran"

Dalam hubungan percintaan, seperti pacaran, yang namanya bertengkar itu biasa. Bahkan kadang, pemicu pertengkaran hanyalah hal-hal yang sepele, nggak penting, dan "aneh". Misalnya, bertengkar hanya karena keasikan tidur trus lupa sms. Atau soal selera, yang satu pengen makan nasi goreng sementara yang satunya lagi pengen makan bebek goreng, beda warung, debat mau makan apa, trus bertengkar.

Saya-pun juga kerap dengan si-pacar. Hari ini-pun Saya juga bertengkar. Sama dengan pasangan-pasangan yang masih berpacaran lainnya, bahan pertengkaran kami juga sama. Hal yang nggak penting! Saling curiga dalam pemakaian YM (Yahoo Messenger).

Fasilitas chatting, memang dimana-mana selalu bikin perkara. Kalau Saya tidak salah ingat, tahun ini seorang suami menceraikan istrinya karena ketahuan selingkuh lewat YM. Lho kok bisa ketahuan? Jelas ketahuan, lha wong istrinya itu chat dengan suaminya sendiri. Dua-duanya pakai nama samaran, sayang curhatan yang dilontarkan di YM itu, sama dengan problematika rumah tangga mereka. Jadilah si-suami emosi dan menceraikan si-istri. Nah, bahaya khan kalau pakai-pakai fasilitas chat! Karena terkadang, saat dibalik komputer, orang sering tidak bisa mengontrol emosi mereka. Terbawa perasaan, sampai kadang ada yang jatuh cinta pada pasangan chat-nya, padahal ketemu aja belum pernah.

Kembali ke pertengkaran Saya dengan si-pacar, duduk perkaranya adalah: si-pacar ini ngakunya nggak doyan YM, tapi saat di cek melalui email dan YM, ketahuan deh kalau dia dalam minggu-minggu ini melakukan aktifitas chat itu. Maksud Saya pada si-pacar, kalau emang suka YM, ya YMan aja, tapi jangan sembunyi-sembunyi. Biasanya, sesuatu yang dilakukan sembunyi-sembunyi itu, merupakan tindakan ilegal. Contoh, kalau ABG baru belajar ngerokok, khan pasti ngerokoknya sembunyi-sembunyi. Betul gag?

Alhasil, dengan perkara yang sepele dan nggak penting ini, kita-pun melaksanakan rutinitas pertengkaran yang kerap dilakukan pasangan lain. Yang ngotot lah, gag mau kalah, sampai nggak sms, males nyamperin kerumah, dan males ngomong.

Tapi namanya juga masih cinta, disaat kita sedang bertengkar dan berpisah satu sama lain (busyet bahasanya), perasaan kangen itu muncul. Dalam situasi seperti ini, dalam pikiran Saya muncul hal-hal positif tentang si-pacar. Seperti, dia yang cantik, pinter, pengertian, dan setia menemani Saya hampir tiga tahun ini. Saking positifnya perasaan kangen Saya ini, sampai-sampai Saya merasa bahwa hidup ini tidak akan ada artinya kalau tanpa dia. Sumpah! Ini bukan dibuat-buat. Bahkan begitu melankolisnya perasaan Saya, sampai-sampai detik itu juga Saya memutuskan berangkat ke rumah si-pacar, padahal jaraknya jauuuuuuuuuuh banget (...Saya nggak punya patokan pasti, tapi sumpah, rumahnya jauh bok!...)

Betul kata orang bijak, kita akan merasakan betapa berartinya seseorang saat kita kehilangan. Terima kasih banyak buat "pertengkaran" yang sudah datang dalam hubungan Saya dengan si-pacar. Karena setelah kejadian itu, perasaan kita semakin "dekat". Moga-moga saja dapat restu dari Pencipta Langit dan Bumi, agar kita berdua bisa bersatu dalam sebuah ikatan suci perkawinan. Amin

Tidak ada komentar: