Sabtu, 29 Desember 2007

[Basa-Basi]: Resolusi Tahun Baru

Tahun Baru 2008 tinggal menghitung hari saja. Dan seperti biasa, ritual yang selalu dilakukan oleh orang kebanyakan adalah menyusun resolusi untuk tahun depan. Flashback sedikit demi sedikit untuk melihat apa-apa saja yang gagal ditahun ini, dan apa-apa saja yang menjadi keberhasilan kita. Beberapa kawan saya malah beresolusi untuk menikah tahun depan.

Saya sendiri sampai tulisan ini saya ketik, belum memiliki resolusi yang tepat untuk diwujudkan tahun depan. Terlalu banyak yang saya inginkan. Tapi setidaknya, saya memiliki cita-cita, setiap bulannya ada hal sukses yang bisa saya capai. Tapi saya ini orangnya terlalu besar dalam bercita-cita, tapi minim dalam hal perwujudan.

Tahun lalu saya punya resolusi, kepingin sekali bikin pameran foto tunggal. Tapi sampai detik ini juga, saya belum memamerkan satu buah foto-pun. Alasannya macam-macam, karena : dana, kurang pede mempublikasikan, sampai alasan males…!!! Nah, problemnya, saya susah sekali mengatasi masalah males ini.

Repotnya, saya selalu saja memiliki alasan untuk memperhalus rasa males saya. Contohnya, saya sudah punya sederet data buat artikel dikoran. Tugas saya tinggal menyusun dan mengirimnya ke redaksi harian yang saya tuju. Tapi dasar saya orangnya malas, ada saja alasan yang bisa menggagalkan acara tulis-menulis artikel tersebut. “Yah…namanya juga penulis, pasti nunggu mood dong,” kata saya dalam hati.

Dan sederet alasan lain yang muncul biasanya: Ngantuk yang bisa bikin nulis nggak konsen, badan pegel-pegel habis motret seharian jadi lebih enak tidur daripada bikin artikel, atau…. Haduh, banyak pokoknya (lagian sekarang saya sedang malas menjelaskan kemalasan saya. Hahaha… )

Tapi alasan saya ada benarnya bukan? Bagaimana bisa seorang penulis menghasilkan karya yang berkualitas jika moodnya sedang jelek?
“Halah… itu khan cuman alasan sampeyan aja. Saya tahu dari orok juga sampeyan orangnya males. Buktinya sampeyan lahir sembilan bulan duabelas hari. Pasti gara-gara sampeyan males keluar dari rahim bukan?” kata kawan saya yang kulitnya putiiiiih banget. Gimana nggak putih coba kalau dia-nya Albino.
“Lho lho, emangnya kamu tahu kapan saya lahir? Ngoceh aja kamu!” kata saya sedikit marah.

Jika kemalasan adalah hal yang sangat membebani saya ditahun 2007 ini, berarti tahun depan resolusi saya adalah: Memberantas Kemalasan Diri. Ya, ini adalah cita-cita saya yang harus saya wujudkan. Sukses apa nggaknya memang tergantung dari diri saya sendiri. Tapi tahu sendiri khan sifat saya, kalau punya cita-cita, konsepnya selalu luar biasa, tapi implementasinya…nol besar!

“Ya sampeyan memang cara berpikirnya persis kayak murid TK nol besar. Isinya main melulu. Giliran disuruh belajar pasti ngambek. Persis kayak sampeyan yang pemalas,” kata kawan saya yang kulitnya putih tadi sewot.

Tidak ada komentar: