Jumat, 18 Januari 2008

[Basa-Basi]: Asiknya Jadi Bangsa Bar-Bar

Baru-baru ini saya menyaksikan sebuah tayangan yang sangat mengasikkan disebuah stasiun televisi. Sepakbola yang seharusnya menjadi ajang pertarungan dua tim yang kemenangannya dibuktikan dengan masuknya bola ke gawang lawan, berubah total menjadi ajang smackdown tanpa ring. Yang jadi korban kekerasan juga macem-macem. Ada wasit yang terkapar dipukuli supporter tim yang tidak terima dengan keputusan si-wasit, ada juga kipper yang tiba-tiba ngamuk dengan pemain lawan karena gawangnya dibobol. Lucu, dan sangat menghibur.

Dalam setiap permainan, selalu ada peraturan. Seandainya pertandingan itu berjalan sesuai dengan koridor peraturan, tentu semuanya akan berjalan lancar. Tapi sayangnya, kadang-kadang saat peraturan itu sudah ditegakkan dengan benar, ada juga pihak-pihak (yang tidak bertanggung jawab) memperkeruh suasana yang sudah kondusif.

Dilapangan hijau, sangat susah kita membedakan mana supporter yang datang atas nama bola, dengan supporter yang datang kelapangan atas nama hura-hura. Parahnya, supporter yang niat awalnya memang menikmati pertandingan, gampang sekali terpancing emosinya dengan supporter yang dari awal niatnya hanya untuk hura-hura. Hura-hura sendiri banyak macamnya. Hura-hura seperti menikmati teriakan-teriakan dan yel-yel yang bergema sepanjang pertandingan, sampai hura-hura yang arahnya anarkis seperti membakar tribune, atau bahkan membakar gawang.

Yah inilah potret dari masyarakat kita. Senang atau bahkan bangga saat bisa menyakiti orang lain. Tidak peduli apakah yang menjadi korban menangis, rugi jutaan rupiah, atau bahkan kehilangan nyawa. Dan sikap bar-bar ini diwujudkan dengan cara beramai-ramai, main keroyok, dan tawuran. Andai saja semangat bar-bar ini diwujudkan diarena gulat yang dipertandingkan di SEA GAMES misalnya. Atau orang-orang yang hobinya tawuran itu dilatih sedemikian rupa, digembleng dengan benar oleh pelatih professional yang mumpuni, pasti memunculkan Chris John, Chris John yang lain.

Tapi sayang sungguh disayang, belum ada yang berminat untuk menjadi atlit beladiri dan mengharumkan nama bangsa. Kelihatannya mereka lebih senang melakukan sesuatu beramai-ramai. Sekali lagi, andai saja ada even tawuran yang diperlombakan, pasti akan banyak pesertanya.

Tidak ada komentar: