Jumat, 21 Desember 2007

[Basa-Basi]: Totalitas Wajah

Pepatah bijak selalu menasehati kita untuk total dalam menjalani kehidupan dunia yang keras ini. Haram hukumnya ketika kita bersikap setengah-setengah saat mengerjakan sesuatu. Pernah saya mencoba buka usaha pulsa elektrik dengan modal yang setengah-setengah. Mulai dari modalnya yang duikiiitttt banget, sampai tempatnya yang juga nggak niat banget (buka counter dirumah). Alhasil seperti karma dari sang pepatah bijak, usaha pulsa saya ini kandas ditengah jalan.

Ketika Polri membuka lowongan taruna dengan embel-embel bebas KKN, saya langsung tertarik ikut. Padahal modal jasmani dan rohani belum saya miliki dengan mantab. Yang ada cuman modal nekat dan setengah-setengah, Diterima syukur, nggak juga gak bakalan nangis Bombay. Hasilnya sudah pasti: “tidak diterima” dan karma dari sang pepatah bijak benar-benar terbukti.

Sekarang saya tidak sedang membahas totalitas kita dalam meraih sesuatu, tidak juga membahas totalitas kita dalam pekerjaan. Seperti judulnya, saya sangat tertarik berbicara panjang lebar soal totalitas wajah.

“Maksudnya apa sih mas?” tanya temen saya yang bibirnya dower mulai penasaran.

Dulu saat masih SMA, guru olahraga saya ketika memberikan pengarahan diacara Masa Orientasi Siswa pernah berkata, “Jika kalian ingin dikenang oleh banyak orang disekolah ini, maka kalau jadi siswa, nakal yang nakal sekalian, tapi kalau pinter yang pinter sekalian. Jadi jangan setengah-setengah.”

Kalimat guru olahraga saya ini, selalu ter-ngiang ditelinga dan otak saya. Maka saat saya melihat seorang Tukul Arwana suksesnya bukan main lewat acara empat mata, kemudian saya bandingkan dengan Brad Pitt yang dipuja banyak wanita karena ketampanannya, sejurus kemudian saya berpikir, “Kalau mau ngetop dan sukses jadi artis, kalau ganteng, gantengnya harus ganteng minta ampun kayak Brad Pitt, tapi kalau jelek, jeleknya harus jelek minta ampun kayak si….”

Itulah yang saya sebut “Totalitas Wajah”. Jangan seperti saya, kalau mau dibilang ganteng juga impossible, karena ibu saya aja sering bilang kalau saya jelek. Tapi kalau dibilang jelek beneran juga nggak mungkin, wong saya punya pacar yang cuantiiikkk bgt (kayak boneka India). Bahkan kita sudah pacaran selama 3 tahun. Berarti nggak mungkin dong dia nggak sadar kalau punya pacar jelek. Bisa jadi dimata pacar saya yang menik-menik (imut-imut, Jawa) itu, saya emang pria yang jelek, tapi punya segudang potensi dan kelebihan yang tidak dimiliki pria ganteng manapun dimuka bumi ini (Cieeee…). Kadang-kadang ibu saya juga bilang saya ganteng, kalau kebetulan saya kasih beberapa lembar uang berwarna merah.

Tapi ya itu tadi, kalau mau jadi artis bakalan susah suksesnya. Dikasih peran utama sebagai mas-mas yang ganteng berwibawa juga nggak pantes. Salah-salah nanti banyak pemirsa yang protes, “Lho kok pemeran utamanya jelek banget sich?” Tapi kalau suatu saat saya dikasi peran sebagai orang yang teraniaya, seperti jadi mas-mas pembantu yang sering disiksa majikan perempuannya, saya yakin banyak pemirsa yang kasi komentar, “Haduh kasian ya pemeran pembantunya, padahal khan wajahnya nggak cocok jadi pembantu. Cocoknya jadi mas-mas tukang ojek tuh.”

Alhasil, karena banyak pemirsa yang bingung dengan wajah saya yang nggak jelas, maka peluang sukses saya tipiiiiiis banget. Kesimpulannya, buat kawan-kawan yang wajahnya membingungkan, kadang kelihatan ganteng kayak Dude Herlino tapi pas ditamat-tamatin mirip banget ama Komeng, mending stop deh casting-casting jadi artis. Lebih baik mengasah bakat terpendam yang lain, seperti: olah vocal, teknik permainan gitar, atau mungkin mengasah bakat dibidang ekonomi jadi pedagang asongan.

“Wah betul tuh mas, saya aja sekarang sedang giat-giatnya belajar vocal. Khan saya vokalis band rock mas dikampus. Sapa tau band saya ini bisa masuk dapur rekaman dan jadi legendaris kayak Rolling Stones,” kata temen saya tadi.
“Wah bener tuh. Kayaknya kamu pas saingan sama si Mick Jagger. Saingan dowernya, kaleee,” sahut saya sambil ngeloyor pergi ninggalin dia yang bengong sambil garuk-garuk kepala.

Tidak ada komentar: